No TL;DR found
Pendahuluan Fokus bahasan dalam tulisan ini akan mengkaji lebih lanjut urgensi dari keberadaan kampus berperspektif gender ditengah maraknya kasus terkait relasi gender yang timpang di perguruan tinggi. Disorotnya respon kampus yang beragam dalam merespon permasalahan terkait gender, seperti pelecehan seksual antara mahasiswa maupun dosen dengan mahasiswa membuat wacana kampus berperspektif gender menjadi penting untuk ditelisik. Gender atau jenis kelamin sosial adalah adalah sebuah cara pandang dalam melihat dan memahami sifat – sifat laki – laki dan perempuan yang sifatnya berasal dari konstruksi sosial (Fakih, 1996). Gender atau bisa disebut juga sebagai jenis kelamin sosial merupakan suatu perspektif yang membedakan laki-laki dengan perempuan, namun hal ini berbeda dengan jenis kelamin secara biologis, namun lebih ke konstruksi sosial antara keduanya. Dalam hal ini, gender sangat bergantung pada kontruksi sosial, nilai, norma, maupun setting sosial budaya yang ada masyarakat, sehingga sifatnya pun menjadi lebih cair dan mudah untuk dipertukarkan. Gender sering INTISARI Ketimpangan gender merupakan sebuah masalah dalam kehidupan sosial masyarakat diseluruh dunia. Perempuan selalu di posisikan pada suatu kondisi sub-ordinasi karena identitas dan historisitas peradaban manusia yang selalu menempatkan perempuan menjadi yang kedua. Dengan hadirnya bentuk negara dan relasi antar warga negara yang dijamin oleh negara tanpa terkecuali, memungkinkan perempuan agar dapat menempati ruang publik ini secara setara. Riset ini mengulas dinamika dan artikulasi kesetaraan gender diranah perguruan tinggi, dengan pendekatan fenomenologis, riset ini berupaya memaknai dan melihat aktualisasi kebijakan kampus dalam mendorong persfektif gender menjadi agenda dalam mengembangkan kampus yang bersfektif gender. Hasil dari riset ini menunjukan bagaimana dinamika perempuan dalam mencapai kesetaraan gender pada ruang lingkup perguruan tinggi.